Manajemen Pengetahuan yang efektif menggunakan Big Data dan Social Network Analysis
Manajemen pengetahuan terdiri dari beberapa tujuan yaitu, mengidentifikasi, menciptakan, mewakili, mendistribusikan wawasan dan pengalaman dalam sebuah organisasi. Salah satu pendekatan pemodelan manajemen pengetahuan menggunakan model jaringan. Big Data adalah salah satu dari ICT penting, yang fungsi utamanya adalah membantu pendukung keputusan organisasi. Analisis Jaringan Sosial adalah versi mikro dari Big Data. Dapat dimodelkan dan membangun jaringan sosial kuantifikasi.
Manajemen Pengetahuan terdiri dari berbagai strategi dan praktek yang digunakan dalam organisasi. Untuk mengidentifikasi, menciptakan, merepresentasikan, mendistribusikan wawasan dan pengalaman. Pertumbuhan di dalam organisasi dan manajemen pengetahuan terjadi pada waktu yang sangat mirip. Hal ini untuk sebagian besar tidak ada minusnya, dan menunjukkan keterkaitan. Cara baru memperoleh dan menyebarkan pengetahuan, yaitu dengan bertukar ide, nilai-nilai, arus informasi, dan perilaku, dengan pengaruh dari Internet atau media sosial. Semakin suatu organisasi memiliki unsur pengetahuan, maka organisasi itu akan unggul. Seperti dikatakan oleh Drucker (1993), sumber daya dasar ekonomi atau sumber daya alam, atau tenaga kerja, seringkali ada perbedaan antara struktur organisasi formal dan organisasi informal.
Masalah pendekatan konvensional pengumpulan data dalam manajemen pengetahuan dan ilmu sosial studi pada umumnya, bahwa mereka sangat bergantung pada pendekatan seperti
kuesioner, wawancara, snowball sampling, pelacakan kontak dan langsung pengamatan. Sebagian besar menganggap pendekatan yang cukup baik untuk melaksanakannya, jika menawarkan dari kecil sampai menengah. Data dalam sebuah organisasi biasanya 1000-5000 orang.
Sebagian besar banyak organisasi menempatkan usaha mereka dengan mempekerjakan kualitas individu atau konsultan untuk operasional mereka. Individu terampil saja tidak cukup. Ada sedikit usaha dalam cara yang sistematis yang memberikan pengetahuan tersebut. Analisis Jaringan sosial memungkinkan kita untuk memahami lebih baik bagaimana sebuah organisasi membuat dan berbagi pengetahuan, dengan pendekatan ini kita akan lebih siap untuk bergerak di luar sana.
Organisasi dapat melihat interaksi anggota mereka dengan menggunakan, catatan, pertemuan formal atau informal atau di media sosial seperti email, facebook, twitter, dan lain-lain. Percobaan ini memberikan gambar keseluruhan bagaimana kita mendeteksi anggota yang paling penting. Kita
juga membandingkan hasil eksperimen dengan pengamatan empiris tentang apa peran anggota di jaringan pengetahuan secara keseluruhan.
Di bawah ini adalah contoh gambaran representasi jaringan transfer pengetahuan dalam organisasi dengan 34 orang.
Dan 3 gambaran matriks
(a) Top 10 Degree Centrality (b) Top 10 Betweenness Centrality and (c) Top 10 Closeness Centrality
Untuk membangun sebuah organisasi yang baik, maka kita harus memilih orang-orang yang tepat. Harus mencari pengalaman dan wawasan yang luas agar dapat bertukar ide dan informasi dan dapat membangun sebuah oraganisasi yang diunggulkan.
[1]. Cross. R, Parker. A, Borgatti. S. “A Bird Eye’s View: Using Social Network Analysis to
Improve Knowledge Creation and Sharing”. IBM Institute of Business Value
[2]. Drucker, P. F. “Postcapitalist Society”. New York: HerperCollins Publishers. 1993
[3]. Porter, M. “Competitive Advantage: Creating and Sustaining Superior Performance”.
The Free Press. 1985.
[4]. Scott, J. “Social Network Analysis Theory and Applications”. Sage Publications 2000
[5]. Knuth, D.E.”The Stanford GraphBase : A Platform for Combinatorial Computing”.
Addison-Wesley, Reading, MA, 1993.